TAMBANG BATUBARA OMBILIN yang mulai diekplorasi tahun 1876 masih tetap berproduksi sampai sekarang. Kekayaan batubara dalam bumi Ombilin itulah, yang ditemukan oleh insinyur Belanda De Greve pada pertengahan abad ke-19, yang telah melahirkan kota enclave Sawahlunto. Deposit batubara Ombilin yang besar, membuat Pemerintah Kolonial Belanda berani menanamkan investasi ratusan ribu Gulden untuk membangun infrastruktur guna membawa hasil tambang Ombilin ke luar negeri yang tentunya menghasilkan keuntungan berlipat ganda bagi Belanda.
Pada dasarnya pembangunan jalan kereta api di Sumatra Barat (dimulai tahun 1891) dan pelabuhan Teluk Bayur atau Emmahaven (dibangun tahun 1888-1893) terkait dengan ekplorasi besar-besaran deposit batubara di Ombilin oleh Belanda. Batubara dari tambang di Ombilin dibawa ke Teluk Bayur, dan untuk seterusnya dikapalkan ke luar negeri, terutama ke Eropa. Itulah [salah satu] hasil jang terbesar di daerah Sumatra Barat. [M]ajapada inipun bagaikan bertaut disebabkan batu arang [dari Sawahlunto] kata Santry R. dalam romannya Gadis Tualang (1948: 27).
Pada dasarnya pembangunan jalan kereta api di Sumatra Barat (dimulai tahun 1891) dan pelabuhan Teluk Bayur atau Emmahaven (dibangun tahun 1888-1893) terkait dengan ekplorasi besar-besaran deposit batubara di Ombilin oleh Belanda. Batubara dari tambang di Ombilin dibawa ke Teluk Bayur, dan untuk seterusnya dikapalkan ke luar negeri, terutama ke Eropa. Itulah [salah satu] hasil jang terbesar di daerah Sumatra Barat. [M]ajapada inipun bagaikan bertaut disebabkan batu arang [dari Sawahlunto] kata Santry R. dalam romannya Gadis Tualang (1948: 27).
Foto klasik kali ini mengabadikan lokasi Tambang Batubara Sawahlunto. Di caption foto ini tertulis: Ombilien-Steenkolenmijnen te Sawah-Loentoe (Tambang Batubara Ombilin di Sawahlunto). Foto yang berukuran 18 x 22 cm. ini dibuat tahun 1910 oleh fotografer Jean Demmini dan dicetak dengan teknik lichtdruk oleh Winkel Maatschappij Paul Bumer & Co. di Padang. Bangunan-bangunan beratap seng yang kelihatan dalam foto ini merupakan bagian dari tempat pemrosesan batubara. Beberapa bangunan lainnya menjadi kantor administrasi dan tempat tinggal para kuli.
Mungkin banyak dari bangunan-bangunan yang terlihat dalam foto ini sudah hancur dimakan zaman. Namun, jika ada yang masih tersisa, mungkin ada baiknya direnovasi. Hal itu tentu banyak manfaatnya dalam rangka mendukung program pariwisata Pemda kota Sawahlunto yang konon menonjolkan pariwisata sejarah tambang.
Mungkin banyak dari bangunan-bangunan yang terlihat dalam foto ini sudah hancur dimakan zaman. Namun, jika ada yang masih tersisa, mungkin ada baiknya direnovasi. Hal itu tentu banyak manfaatnya dalam rangka mendukung program pariwisata Pemda kota Sawahlunto yang konon menonjolkan pariwisata sejarah tambang.
sumber:
Suryadi Leiden, Belanda. (Sumber foto: Souvenir der Padangsche Bovenlanden. Padang: Winkel Mij. v/h P. Baumer & Co, 19xx: foto no.19).
0 Comments
EmoticonEmoticon